Januari 28, 2013

Pesan dari Yoyoh Yusroh

Nasihat seorang Arab Kepada Putranya

Wahai putraku.. agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa dii hadapan manusia, janganlah berbicara dalam berbagai urusan.
Dan jika engkau mendapatkan cobaan berupa sorang musuh, hadapi dengan berbuat baik kepadanya. Tolak dengan cara yang lebih baik, niscaya permusuhan itu berubah menjadi cinta kasih.
Jika engkau hendak mengungkapkan kejujuran orang, ajaklah ia pergi bersama, dalam bepergian itu jati diri menusia terungkap. Penampilannyalahiriyahnya akan luntur dan jati dirinya akan tersingkap! Dan “Bepergian itu disebut safar karena berfungsi mengungkap yang tertutup, mengungkap akhlak dan tabiat”.
Jika engkau diserang banya orang sementara engkau berada atas kebenaran, atau jika diserang dengan kritikan-kritikan buruk, bergembiralah. Sebenarnya engkau sedang berkata “Engkau orang yang sukses dan berpengaruh” sebab anjing yang mati tidak akan ditendang dan tidak dilempar kecuali pohon yang berbuah.
Wahai Putraku..
Jika engkau hendak mengkritik, biasakan untuk melihat dengan mata tawon lebah, dan jangan memandang orang lain dengan mata lalt, sebab engkau akan terjatuh kepada perkara yang busuk,
Tidurlah lebih awal wahai putraku agar bisa bangun lebih awal, sebab keberkahan ada di pagi hari, dan saya khawatir kehilangan kesempatan mendapatkan rezeki Allah yang Maha Penyayang disebabkan engkau begadang di malam hari, sehingga tidak bisa bangun pagi.
Akan aku ceritakan kepadamu kisah kambing dan serigala, supaya engkau aman dari orang yang berbuat makar.
Dan saat seseorang memberikan tsiqah-nya kepadamu, jangan sampai engkau mengkhianatinya.
Aku akan ajak engkau ke sarang singa, akan aku ajarkan bahwa singa itu tidak menjadi raja hutan dikarenakan aumannya! Akan tetapi, karena ia berjiwa tinggi. Tidak mau memakan hasil buruan binatang lain, betapapun ia lapar, dan perutnya melilit-lilit, jangan mencuri jerih payah orang lain, sebab engkau menjadi keji.
Aku akan mengajak engkau menemui bunglon, agar engkau menyaksikan sendiri tipu dayanya! Bunglon mengubah warna dirinya  sesuai dengan tempat ia berada. Agar engkau mengetahui bahwa yang seperti bunglon itu banyak.. dan berulang-ulang! Dan bahwasanya ada orang-orang munafik, banyak pula orang-orang yang berganti-ganti pakaian dan berlindung dibalik alasan “ingin berbuat baik”
Wahai putraku, biasakan engkau bersyukur kepada Allah..
Cukuplah menjadi alasan untuk bersyukur kepada-Nya bahwa engkau dapat berjalan, mendengar dan melihat . Bersyukurlah kepada Allah, dan syukuri pula manusia, sebab Allah akan menambahkan orang-orang yang bersyukur, dan manusia senang saat mendapati seseorang yang diberi sesuatu lalu orang itu menghargainya.
Wahai putraku ketahuilah bahwa sifat utama yang paling agung dalam kehidupan ini adalah sifat jujur dan ahwa kebohongan, meskipun tampak member keselamatan, namun jujur lebih berakhlak bagimu! Dan bagi orang sepertimu!
Wahai putraku..
Persiapkan alternatifuntuk segala urusan agar engkau tidak membuka jalan kehinaan. Manfaatkan segala peluang, sebab peluang yang datang sekarang bisa jadi tidak akan berulang.
Jangan berkeluh kesah, aku harap engkau optimis, siap menghadapi kehidupan, jauhilah orang-orang yang putus asa dan pesimis, lari dari mereka, dan jangan sampai engkau duduk dengan seseorang yang memandang sial kepada segala hal.
Jangan bergembira saat melihat orang lain terkena musibah,, jangan pula menghina seseorang karena postur atau penampilannya, sebab dia tidak menciptakan dirinya, dan saat engkau menghina orang lain, pada hakikatnya engkau menghina ciptaan dari Dzat yang Maha Mencipta dan Membuat bentuk rupa.
Jangan membuka aib orang, sebab Allah akan membuka aibmu dirumahmu, sebab Allah-lah Dzat yang menutupi dan dan mencintai orang yang menutupi.
Jangan mendzalimi siapapun, dan jika engkau hendak mendzalimi dan engkau merasa mampu mendzalimi, ingatlah bahwa Allah lebih mampu.
Jika engkau merasa hatimu mengeras, usaplah kepala anak yatim, engkau akan terheran-heran, bagaimana usapan itu dapat menghilangkan rasa keras hati dari hatimu seakan-akan hatimu menjadi pecah dan melunak.
Jangan mendebat dalam perdebatan, kedua pihak merugi. Kalau kita kalah, kita merugi telah kehilangan kebesaran kita, dan jika menang, kita juga rugi telah kehilangan orang lain yang menjadi lawan debat kita. Yang bagus adalah engkau mempengaruhi dan dipengaruhi.
Wahai putraku..
Engkau dapat menguah keyakinan orang dan menguasai hati mereka tanpa engkau sadari, bukan dengan sihir, bukan pula dengan jampi, namun dengan senyumanmy, dan kosa kata yang lembut dengan keduanya, engkau menyihir. Oleh karena itu tersenyumlah, Mahasuci Allah yang telah menjadikan senyuman sebagai ibadah dalam agama kita, dan kita mendapat pahala darinya.
Di CIna jika kau tidak murah senyum, mereka tidak akan berikan lisensi kepadamu untuk membuka kedai, jika kau tidak menemukan orang yang tersenyum padamu, tersenyumlah engkau kepadanya.
Jika orang meragukanmu, bela dirimu, jelaskan, dan beri keterangan pembenarannya, jangan engkau ikut-ikutan, berposisi bersama banyak orang saat mereka bersikap.
Jangan bersedih wahai puteraku terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan sebab kita tidak diciptakan kecuali untuk di uji dan diberi cobaan, sehingga Allah melihat kita adakah kita bersabar. Yakinlah bahwa jalan keluar itu dekat. “Jika mendung semakin hitam, pertanda sebentar lagi hujan”.
Jangan meratapi masa lalu, cukuplaj bahwa ia telah berlalu, sia-sia kalau kita memegang gergaji kayu, lalu menggergaji!
Jadilah orang yang mulia, Berbanggalah dengan dirimu, Sebagaimana engkau melihat dirimu, begitulah orang lain kan melihatmu
Jangan sekali-kali meremehkan dirimu, sebab engkau menjadi besar saat engkau ingin besar, hanya engkau saja yang ingin memutuskan ia menjadi kecil.
-dikutip dari buku Yoyoh Yusroh-


Januari 20, 2013

Annual Meeting 2013


Annual Meeting 2012
January, 16th 2012.  Multi Utama Indojasa diagendakan annual meeting kinerja 2012. Jadwal pagi, aku, dede dan pak tat terlebih dahulu ke ASABRI, jam 5pm kami berkumpul diruangan, membahas kinerja, target dan rapot.
Diawali pembukaan oleh Mb Dry, kemudian langsung kepada Direktur pak Tar, dia bilang ini dan itu, dan yang paling menohok adalah kata-katanya yang “kami akan berusaha memenuhi, peningkatan gaji, pembagian bonus bulan ini. Fokus saja, tak usah mencari-cari lagi duluar. Kami akan berikan sama seperti yang diluar. Sudaaah tak usah mencari-cari lagi”
Dan aku dengan sengaja, melirik dan menatap, dengan separuh pandangan yang kebawah. Dan ternyata dia juga melihatku dan aku yakin bahwa dia hanya sedang berbicara pada ku. Dengan tatapan tajam ku, aku pandangi dia beberapa saat, dan aku kembali menundukkan pandangan, aku bukan bersedih, bukan sama sekali. Tapi aku melanjutkan menggambar di kertasku, karena memang sejak awal rapat dimulai, saat itulah aku mulai menggambar. Motivasinya adalah belajar menggambar psikotest.
Aku tersenyum tipis mendengarnya, aku menggambar tapi dalamhatiku berucap “apa sebenarnya maskud engkau pak? Apakah kau baru menyadari kelayakan kami? Apakah kau baru memperhitungkan kami? Apakah engkau baru saja menghargai kinerja kami? Apakah penilaian mu sebenarnya kepada kami?” Banyak sekali yang aku fikirkan saat itu, dan beraninya engkau menantang kami seperti itu, “sebenarnya seberapa banyak engkau akan membeli semangat kami pak ?” .
Dan dia mengakhiri sapa-nya sore itu dengan membagikan amplop putih dengan KOP Perusahaan kepada setiap dari kami, Bukan amplop Bonus, tapi hasil penilaian kinerja kami.
Dilanjutkan dengan partner pak ZA yang menyampaikan tanggapannya, lagi lagi kalimatnya seperti ini yang menohok kami, eh! Aku maksudnya.. “Mencobalah ikhlas, bila tidak ikhlas maka termasuk orang yang kufur, mencobalah untuk menerima (qona’ah), bila kerja kalian tidak ikhlas, maka tidak akan lama kalian disini”.
Waahh!! Bukannya kata-kata ini #jleb! Banget ya.. aku tetap menunduk tersenyum tipis sambil melanjutkan menggambarku. Dalam hatiku berkata, jadi selama ini kami masih kurang menerima pak? Ikhlas menerima kekurangan yang kau berikan pak, tanpa bisa menuntut hal yang layak pak? Sedangkan kau tak memiliki empati apapun untuk membela kami, mengerti kami. Kau meminta kami untuk ikhlas dan qona’ah, bukankah itu lucu guys..
Lucu adalah ketika seorang yang tanpa empati dan tanpa rasa pengertian, mengatakan kepada sekelilingnya untuk ikhlas dan qona’ah. Ahahaa,, aku takkan mengingkari bahwa ikhlas dan qona’ah perlu aku pelajari dan terapkan lebih dalam lagi. Penting sekali ini.. tapi tidak harus kalian berdua yang mengatakannya Sir. Thanks for today, thanks for shocking the day, thanks for all you talking about, aku kan menjadikannya cambuk untuk berazam, untuk sesegera mungkin berusaha mengikhlaskan perpisahan kita.
Terimakasih Bapak-bapak.
Kali ini aku sudah selesai menggambar pohon, rumah beserta jemurannya dan juga kupu-kupu artistic buatanku. Lengkap sudah tes psikotes kali ini. Hehhe…
Meeting selesai.

Dua hari setelahnya, dede cerita bahwa sebenarnya pada saat pak Tar mengatakan kalimat diatas, semua mata memang menatap menuju Rika, semuanya,, ahahaa,, guweh? Jadi hari itu Cuma meetingin aku aja? Ahahahaa… dan aku malah menatap balik kepada si pembicara. Cukupbagus dijadikan sinetron. Sekian deh cerita kali ini,,

Rika yang sedang tak habis fikir.

Belum ada Jawaban


Pertanyaan yang belum ada jawabannya?

Sabtu jam 8 atau jam 9 adalah waktu rutin yang sudah diagendakan permanen untuk apa? Untuk mempelajari ilmu abadi, untuk mendekatkan diri pada ilahi.
Biar aku beritahu sedikit, bahwa sesibuk apapun kita, sebahagia apapun kita, sesedih apapun kita, ada bagian parsial tugas dari hati yang harus kita lakukan, mendekatkan diri pada Alloh, mempelajari ilmuNya, ilmu tentang ketenangan hidup. Sesibuk apapun aku, dan seluang apapun waktuku aku tidak bisa hidup tanpa-Nya, tanpa mendekatkan diri pada-Nya. Aku tak bisa tenang bila dalam satu minggu (fase haid) aku tak sholat, itu yang terjadi.
Jadi setiap sabtu, aku sempatkan untuk ini, aku teramat ikhlas melaksanakannya, aku tak peduli meski pun tempat itu di masjid atau di garasi, aku tak terlalu peduli meski aku harus berjalan kaki, aku tetap berjalan meski siang atau pagi, aku tetap berangkat meski panas maupun mentari sedang sayup-sayup mengantarkan gerimis.
Itu rutin ku lakukan, tapi untuk minggu ini aku terlambat datang, akuu les bahasa inggris terlebih dahulu, dan jam 10 aku kesana, akuu muter-muter dulu di Pasar Minggu, tak tau arah naik angkotnya. 1 jam dijalan sampai akhirnya sampai di tempat liqo jam 11 dimana seharusnya dimulai jam 10. Tidak apa setidaknya aku datang.
Ketika materi sudah dibahas dan ada diskusi, aku ditanya oleh teman,
1.      Les Bahasa Inggris?
Mau lanjut S2 ya? Mau kuliah lagi? --à #aku hanya senyum saja
Ini ada beasiswa luar negeri loh di AusaID, dan lain-lain. Mereke manambahkan, dan aku dalam hatiku, iya ya Allah, ingin menjawab “Iya..! *dengan yakin* ingin sekali menjawab demikian. Itu cita-citaku dulu, ketika menginjakkan kaki di Jakarta. Ketika bahagia sekali ketika mengetahui jika menuju UI Depok hanya naik angkot sekali. Itu mimpiku yang masih didalam hati, tapi yang tersembunyi dan tak muncul di permukaan. Yang sengaja aku simpan untuk sementara ini, mengingat apa yang bapak bilang “Ikaa,, keluarga kita kan yaaa, biasa saja, Uangnya tidak untuk memikirkan ika, ada ocik, ada bapak, mamak, dan fauzy an dst………..” sungguh untuk saat ini, pertanyaan ini tak mampu aku jawab, dan tak mampu aku pertanyakan kepada siapapun.. Sekian

2.      Ketika menuju jalan pulang, aku berjalan bersama Bu Endang, ibu keren yang akan menjadi panutan aku dalam menjalani kehidupan rumah tangga ku kelak, Bu Endang yang aku tau, dia, adalah seorang ibu teladan yang memang dari awal memiliki kondisi ekonomi berkecukupan. Mengapa aku katakana demikian, karena dia memandangku sama sepertinya, padahal aku tak pernah menyamakannya. Dia salah. Perjalanan cukup jauh, dia bilang “Rika umurnya berapa? 19, 20?” | Aku: “Bukan, baru saja ultah 24”, “ Waah, udah saatnya menikah tu” katanya, “emang udah siap?” pertanyaan ini aku jawab saja dengan yakin “SIAP!! Sambil mengepalkan tangan” dan eh pertanyaan selanjutnya, “Emang udah siap, hamil, punya anak, jauh dari orang tua?, cari pembantu susah?”

Pertanyaan yang ini nih entah jawabannya apa, setelah aku fikir-fikir, iya juga ya.. emang aku udah siap? Jangan-jangan Alasan Allah kenapa aku belum dipertemukan dengan sang pujaan hati itu karena pada dasarnya aku belum siap ya? Lalu apa yang harus aku persiapkan ya.. apa saja tolong dijelaskan, aku ingin mempersiapkannya sesegera mungkin. Pertanyaan ini.. aku jawab dengan pertanyaan lagi.
Pembantu? Aku bahkan tak memikirkan itu, aku tak memikirkan sepanjang itu, pembantu? Aku bahkan merencakan untuk melakukan semuanya sendiri meski aku tak yakin bisa.

Sudah cukup, sepertinya satu hari ini pertanyaan-pertanyaan itu sudah membuatku berfikir panjang. Aku sudahi saja dengan tetap menggantungkan pertanyaan itu tanpa jawaban. Nanti aku kan tulis lagi ketika jawaban itu sudah ku temui.

Sahabatku, Dwi..


Hari ini si Dwi Resign

Ketika baru masuk kerja dulu di bulan pertama, aku merasa frustasii, harus naek Angkot 3 sampai empat kali, berdesak-desakan. Sempit-sempitan dimana tak pernah terjadi padaku sebelumnya loh. Aku benar2-benar merasa frustasi.
Dua bulan kemudian si Dara masuk dan aku mulai terhibur, namun dua bulan kemudian dia mulai resign, setelah itu aku kembali merasakan frustasi. Lebih tepatnya aku merasa sepi, kesepian sekali. Hingga beberapa bulan dan kemudian si Dwi masuk, adik tingkatku, temen organisasiku, Dia kejakarta untuk melanjutkan studi-nya disambi bekerja. Aku senang sekali, aku bahagia dia masuk kesini.
Aku tak pernah merekomendasikan tempat ini sebelumnya, kepada siapapun, entah kenapa ketika dwi bilang ingin bekerja, aku tawarkan posisi ini padanya. Mengobati rasa sepiku. Hari-hariku menjadi semangat lagi, berbagi cerita, berbagi kasur, berbagi carita dan semuanya..
Selama sepuluh bulan kami masih satu kantor, ngobrol dikantor tidak peduli ada manajer, partner, dikantor ataupun diklien, kami asyik saja dengan ngobrol. Setiap hari.. aku tidak ada lagi tempat cerita selain dwi. Waktu kuliah aku menceritankan semuanya kepada fitri, dan sekarang pada si dwi.
Aku senang dia menghargai ceritaku, mendengar dan memahami sama seperti hatiku, mengingatkan kekeliruanku. Aku merasa semangat lagi deh, semangat apa aja, sampe-sampe semangat kami menggebu-gubu untuk mengirimkan aplikasi. Hehe..
Sampai akhirnya, takdir memisahkan kita, Dwi diterima di Askes dan aku masih disini. Hari ini, tanggal 2 January 2013 si Dwi Septiani, temen ku dan sahabat aku masuk kerja di hari terakhirnya. Ditraktir beberapa banyak pizza hut..
Jangan tanya perasaanku, akuu sedih teramat dalam, awalnya sampai tak bisa mengeluarkan air mata, tak bisa mengatakan apa-apa. Sampai pada akhirnya di seberang jalan kantor, saat kami berdua biasa berpisah pulang, kami berpelukan sangat erat. Air mataku mengalir bukan lagi perlahan-lahan, teramat deras hingga akhirnya aku memutuskan memalingkan wajah terlebih dahulu.
Dwi, pasti aku akan merindukanmu disini dibangku yang biasanya kita bersebelahan, dibangku yang biasanya kita mengobrol tiada henti, di bangku yang biasanya kita bebagi informasi.
Sudah satu bulan lamanya dwi pindah, dan aku juga memutuskan untuk berpindah meja, supaya tidak kangen jika kelak memalingkan wajahku ke meja sebelah. Sekarang aku ada ditengah antara Dede dan Ms Tisna. Aku pasti takkan sepi lagi, iya tidak.. sampai akhirnya ketemu teman baru NANTI.. doakan ya..
(Postingan ini belum di publikasi_haven’t been published)