Nasihat
seorang Arab Kepada Putranya
Wahai
putraku.. agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa dii hadapan manusia,
janganlah berbicara dalam berbagai urusan.
Dan
jika engkau mendapatkan cobaan berupa sorang musuh, hadapi dengan berbuat baik
kepadanya. Tolak dengan cara yang lebih baik, niscaya permusuhan itu berubah
menjadi cinta kasih.
Jika
engkau hendak mengungkapkan kejujuran orang, ajaklah ia pergi bersama, dalam
bepergian itu jati diri menusia terungkap. Penampilannyalahiriyahnya akan
luntur dan jati dirinya akan tersingkap! Dan “Bepergian itu disebut safar
karena berfungsi mengungkap yang tertutup, mengungkap akhlak dan tabiat”.
Jika
engkau diserang banya orang sementara engkau berada atas kebenaran, atau jika
diserang dengan kritikan-kritikan buruk, bergembiralah. Sebenarnya engkau
sedang berkata “Engkau orang yang sukses dan berpengaruh” sebab anjing yang
mati tidak akan ditendang dan tidak dilempar kecuali pohon yang berbuah.
Wahai
Putraku..
Jika
engkau hendak mengkritik, biasakan untuk melihat dengan mata tawon lebah, dan
jangan memandang orang lain dengan mata lalt, sebab engkau akan terjatuh kepada
perkara yang busuk,
Tidurlah
lebih awal wahai putraku agar bisa bangun lebih awal, sebab keberkahan ada di
pagi hari, dan saya khawatir kehilangan kesempatan mendapatkan rezeki Allah
yang Maha Penyayang disebabkan engkau begadang di malam hari, sehingga tidak
bisa bangun pagi.
Akan
aku ceritakan kepadamu kisah kambing dan serigala, supaya engkau aman dari
orang yang berbuat makar.
Dan
saat seseorang memberikan tsiqah-nya kepadamu, jangan sampai engkau
mengkhianatinya.
Aku
akan ajak engkau ke sarang singa, akan aku ajarkan bahwa singa itu tidak
menjadi raja hutan dikarenakan aumannya! Akan tetapi, karena ia berjiwa tinggi.
Tidak mau memakan hasil buruan binatang lain, betapapun ia lapar, dan perutnya
melilit-lilit, jangan mencuri jerih payah orang lain, sebab engkau menjadi
keji.
Aku
akan mengajak engkau menemui bunglon, agar engkau menyaksikan sendiri tipu
dayanya! Bunglon mengubah warna dirinya
sesuai dengan tempat ia berada. Agar engkau mengetahui bahwa yang seperti
bunglon itu banyak.. dan berulang-ulang! Dan bahwasanya ada orang-orang
munafik, banyak pula orang-orang yang berganti-ganti pakaian dan berlindung
dibalik alasan “ingin berbuat baik”
Wahai
putraku, biasakan engkau bersyukur kepada Allah..
Cukuplah
menjadi alasan untuk bersyukur kepada-Nya bahwa engkau dapat berjalan,
mendengar dan melihat . Bersyukurlah kepada Allah, dan syukuri pula manusia,
sebab Allah akan menambahkan orang-orang yang bersyukur, dan manusia senang
saat mendapati seseorang yang diberi sesuatu lalu orang itu menghargainya.
Wahai
putraku ketahuilah bahwa sifat utama yang paling agung dalam kehidupan ini
adalah sifat jujur dan ahwa kebohongan, meskipun tampak member keselamatan,
namun jujur lebih berakhlak bagimu! Dan bagi orang sepertimu!
Wahai
putraku..
Persiapkan
alternatifuntuk segala urusan agar engkau tidak membuka jalan kehinaan.
Manfaatkan segala peluang, sebab peluang yang datang sekarang bisa jadi tidak
akan berulang.
Jangan
berkeluh kesah, aku harap engkau optimis, siap menghadapi kehidupan, jauhilah
orang-orang yang putus asa dan pesimis, lari dari mereka, dan jangan sampai
engkau duduk dengan seseorang yang memandang sial kepada segala hal.
Jangan
bergembira saat melihat orang lain terkena musibah,, jangan pula menghina
seseorang karena postur atau penampilannya, sebab dia tidak menciptakan
dirinya, dan saat engkau menghina orang lain, pada hakikatnya engkau menghina
ciptaan dari Dzat yang Maha Mencipta dan Membuat bentuk rupa.
Jangan
membuka aib orang, sebab Allah akan membuka aibmu dirumahmu, sebab Allah-lah
Dzat yang menutupi dan dan mencintai orang yang menutupi.
Jangan
mendzalimi siapapun, dan jika engkau hendak mendzalimi dan engkau merasa mampu
mendzalimi, ingatlah bahwa Allah lebih mampu.
Jika
engkau merasa hatimu mengeras, usaplah kepala anak yatim, engkau akan
terheran-heran, bagaimana usapan itu dapat menghilangkan rasa keras hati dari
hatimu seakan-akan hatimu menjadi pecah dan melunak.
Jangan
mendebat dalam perdebatan, kedua pihak merugi. Kalau kita kalah, kita merugi
telah kehilangan kebesaran kita, dan jika menang, kita juga rugi telah kehilangan
orang lain yang menjadi lawan debat kita. Yang bagus adalah engkau mempengaruhi
dan dipengaruhi.
Wahai
putraku..
Engkau
dapat menguah keyakinan orang dan menguasai hati mereka tanpa engkau sadari,
bukan dengan sihir, bukan pula dengan jampi, namun dengan senyumanmy, dan kosa
kata yang lembut dengan keduanya, engkau menyihir. Oleh karena itu
tersenyumlah, Mahasuci Allah yang telah menjadikan senyuman sebagai ibadah
dalam agama kita, dan kita mendapat pahala darinya.
Di
CIna jika kau tidak murah senyum, mereka tidak akan berikan lisensi kepadamu
untuk membuka kedai, jika kau tidak menemukan orang yang tersenyum padamu,
tersenyumlah engkau kepadanya.
Jika
orang meragukanmu, bela dirimu, jelaskan, dan beri keterangan pembenarannya,
jangan engkau ikut-ikutan, berposisi bersama banyak orang saat mereka bersikap.
Jangan
bersedih wahai puteraku terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan sebab kita
tidak diciptakan kecuali untuk di uji dan diberi cobaan, sehingga Allah melihat
kita adakah kita bersabar. Yakinlah bahwa jalan keluar itu dekat. “Jika mendung
semakin hitam, pertanda sebentar lagi hujan”.
Jangan
meratapi masa lalu, cukuplaj bahwa ia telah berlalu, sia-sia kalau kita
memegang gergaji kayu, lalu menggergaji!
Jadilah
orang yang mulia, Berbanggalah dengan dirimu, Sebagaimana engkau melihat
dirimu, begitulah orang lain kan melihatmu
Jangan
sekali-kali meremehkan dirimu, sebab engkau menjadi besar saat engkau ingin
besar, hanya engkau saja yang ingin memutuskan ia menjadi kecil.
-dikutip
dari buku Yoyoh Yusroh-