Januari 14, 2013

Tempat apa ini sebenarnya..


Sebuah kisah tak bertanggung jawab, -Tidak boleh ditiru hanya bisa di ambil pelajarannya saja-

Seorang ayah sebut saja dia bernama Pak Jo dan Seorang Istri bernama Mb Nur satu lagi, mereka memiliki anak yang sebut saja namanya dodo dia sekarang masih kelas satu STM. Anak lelaki yang lumayan ganteng dan juga baik. meski terkadang dia suka nakal, maklum anak seumuran dia yang masih asik-asiknya bergaul.

Pak Jo hanyalah lulusan SD yang dulunya bertani dan berencana berkelana melanglang buana, merantau ke jakarta. ikut saudara untuk gabung bersama tim kontraktor. awalnya semua berjalan lancar. adakalanya pulaang, dan lebaran masih juga ada sempat juga ngasih aku THR berupa jaket yang sampai saat ini masih ada. Karakternya kocak yang suka ngebossy,

Mbk Nur adalah Seorang palembang cantik yang juga hanya berpendidikan rendah kalo gak salah si SLTP gitu, diawanita yang tabah dan tak gengsi. Dia mencari uang dengan berjualan di SD dekat rumahnya. sedikit demi sedikit uang dikumpulkan. untuk beli motor, untuk bayar ini, itu dan lain-lain.

Anaknya sih Dodo.. Sekarang sekolah kelas 1 STM di sana, anaknya nakal si, tapi itu masih tahap bisa ditoleransi. Meski nakal, tapi dia tetap anak yang peduli dan aku juga melihat kasih sayangnya kepada ibunya loh..

Awalnya semua berjalan seperti keluarga pada umumnya, si Pak Jo masih bertani, mencari uang sedikit demi sedikit. Lama kelamaan ada niatan untuk melakukan perantauan demi mendapatkan penghasilan yang lebih besar lagi. satu tahun pertama masih berjalan biasa, pulang pada saatnya 3 bulan sekali, puasa dan lebafran tiba. lama-kelamaan datang satu tahun sekali, dan itu hanya beberapa hari. dan lebih lama lagi saat ini sudah lama tidak pulang.

Pak Jo dan Mb Nur merahasiakan banyak hal tentang rumah tangga kepada keluarga besarnya. Padahal keluarga besar sudah lama tau tentang keganjilan ini. si Mbak Nur juga sudah lama diberitahu, tapi tetap saja ia percaya kepada Suaminya. Mb Nur tak mau istilahnya di adu domba oleh keluarga besarnya. Ia memilih suaminya dan sangat mempercayainya. Tanah yang sedikit sebagai ladangnya sudah tergadaikan, motor juga sudah di-leasingkan, semuanya sudah habis.

Sampai pada akhirnya,, Mb Nur yang sekarang sudah tidak tahan lagi itu memutuskan untuk pergi ke Tangerang ingin bekerja sebagai buruh pabrik, ingin mencari uang untuk anak nya Dodo sampai lulus sekolah. Keluarga besar sudah melarangnya ia bersikeras.

Mb Nur Kejakarta, tempat saudara ada 2 saudara ipar yang rumahnya masih dalam golongan berkecukupan. tapi dia tidak tinggal lama, ia ke saudara kandungnya di Jakarta Timur. Dua saudara itu mengantarkannya, dan kau tau apa yang terjadi disana?? Rumah saudara kandungnya itu? Amat sangat sederhana hingga tak ada lagi tersisa sebuah ruangan tidur/ kamar.
Saudara yang mengantarkan itupun menangis mengajak Mb Nur tinggal bersama di Depok (Rumah saudara ipar itu).. Mb Nur pun menangis tapi tak mau tinggal bersama keluarganya. Akhirnya saudara ipar itu membelikannya sebuah hape cina supaya Mas Wanto (Saudara ipar co) dapat menghubunginya kapanpun.

Dodo, sekarang dia tidak punya uang, selain sekolah, bergaul bersama temanya yang beranjak dewasa, dia juga membuat puding/agar-agar yang dititipkan ke warung untuk mendapatkan uang 10rb, yang ia gunakan untuk sangu sekolahnya.

Disini aku berfikir: Sebenarnya tempat apakah Jakarta itu? tempat menggapai mimpi atau tempat untuk berlari, bagi orang-orang yang tak tahu harus pergi kemana lagi. Jakarta sebenarnya tempat apa? Tempat dimana setiap orang berkompetisi, menimba banyak ilmu dan juga tempat menempa diri, menahan sakit, menahal lapar dan menahan air mata. Tempat yang memaksa seorang ibu harus meninggalkan anaknya untuk bekerja, seorang ayah harus meninggalkan keluarganya untuk bekerja, tempat yang menuntut anak untuk tumbuh mandiri atau hanya dengan pembantunya.

Entah apa yang difikirkan Mbak Nur saat ini, mungkin hatinya menangis, tak tau harus bagaimana lagi, suaminya pergi, anaknya dikampung sendiri, tak mau terus meratapi, ingin mencari pekerjaan yang bisa menghidupinya, tapi yang ingin ku katakan adalah ini bukan tempatnya. ini adalah tempat bagi siapa yang memiliki kompetensi. Jangan berharap banyak tidak semudah seperti di TV.

Disini, aku menangis..

Dodo, entah ia berfikir apa? dirumah sendiri, entah ia memikirkan apa tentang ayahnya, tentang ibunya, masa depannya. semoga kau tabah ya Do, dan belajar banyak untuk tidak mengulangi kesalahan orang tuanya.

Pak Jo, entah apa yang dipikirkan nya saat ini? apa dia bahagia? apa tak terbesit keluarganya sama sekali? bersama siapa dia hingga lupa bahwa tanggung jawabnya kepada keluarga akan ia bawa hingga mati? Tidak kah kau berfikir bila nanti takkan ada yang menolongmu dari neraka? Kamu dimanaaa?

Pelajaran lagi bagi seorang pria: "Aku, mengagumimu dengan ketangguhanmu, bertanggung jawab terhadap anak manusia (satu keluarga) bertanggung jawab sejak kau menyentuhkan tanganmu padanya, dan bertanggungjawab pada bayi-bayi yang beranjak dewasa. Aku menagumi ketangguhanmu untuk mau berkomitmen menjaga. tapi satu hal yang harus kau jaga adalah MATA, berhentilah mencari, temukan satu dan berhentilah, lakukan yang terbaik, dan bawa mereka (keluarga) itu ke-Syurga cukup itu saja aku sudah teramat bangga"

Terimakasih ya Allah, Kau menganugerahiku Bapak yang layak untuk aku banggakan, terimakasih Kau memberiku ibu yang memang harus aku sayang, terimakasih untuk ku bisa mendapatkan pelajaran bukan dari pengalamnku, jauhkan hal buruk seperti itu dariku ya Rabb... terimakasih..  







Tidak ada komentar:

Posting Komentar