Desember 19, 2012

Edisi Bapak sopir taksi

December 19th, 2012

Hari ini.. terpilihlah atas penunjukkan langsung manajer, aku dan mba Beb yang berangkat untuk Aanwitjzing Annual Report PT Askes di kantor pusat yang ada di cempaka mas. Yang katanya itu tempat yang melalui jalur paling macet sedunia.

Bangun pagi jam 5.. sholat dan lainnya sampai pagi jam setengah 6 dan kemudian mandi.. jarang banget aku mandi jam segitu.. dalam bulan ini saja paling pagi aku mandi jam setengah 8 untuk ke kantor.
Dian:"Kak, tumben berangkat pagi?".. aku:"Iyah,, meeting" and capcus aku goo... Semangat hari ini mendekati 90%. kali ini kami naik taksi Gamya.. dan benar.. sudah setengah jam berjalan dari kantor (pkl.07.30) tadi.. kami masih di TOL Simatupang. Maceeett.. Pusiiing.. Belom sarapan.. dan tapi sepanjang perjalanan untung saja si bapak supir taksi adalah karakter yang terbuka. Dia cerita..

sibapak:"Saya.. pernah kerja di Saudi 20 Tahun, jadi supir jamaah haji di sana.."
mb beb:"jadi bapak sudah haji dong? Keluarga ikut kesana pak?"
sibapak::"Alhamdulillah sudah 20kali.." Keluarga disini, kalo kesana semua uangnya abis disana. uang saya kirim untuk anak kuliah dan bangun rumah disini. "Anak saya 6 sudah haji semua dan disanakan saya kerja untuk pemerintah, dan saya sekarang dapet pensiunan untuk makan. Mungkin sudah jalannya ya.. waktu saya capek kerja disana dan memutuskan untuk pulang, maka tiga tahun terakhir itu saya tidak pulang. dan juga waktu saya mau pulang. saya masuk penjara karena berkelahi dengan polisi Arab, saya ditahan selama 2 tahun di tahanan bawah tanah Saudi, pada saat itu saya tidak bisa memberikan kabar ke keluarga. telpon dan lainnya disita polisi.".. setelah itu.. saya cuti.. pulang ke Indonesia. DIsana (Jakarta) entah mungkin mereka (istri dan anak) mengira saya sudah meninggal mungkin.. Istrii saya menikah lagi.. dan ketika saya pulang dia sudah punya anak." 

Aku:"terus diam melihat sibapak dan mendengarkan hati-hati #meskiakupusingsekalikarena_Macet
sibapak:"Pada saat itu, saya marah. Bukankah manusiawi saja bila saya marah, jika terus disini mungkin saya akan membunuhnya. tapi itu tidak saya lakukan. Saya jual rumah yang 120m (ukuran dijakarta itu lumayan besar bagi saya) dengan harga Rp50jt. Entah apa yang saya fikirkan waktu itu.. saya beli mobil dan saya hamburkan semua uangnya di Bali. Kaya orang kaya.. padahal enggak. hehe.."

Aku:"Tertohok sekali dengan kisah itu.. naudzhubillahimindalik.. ya Allah, jangan sampai ku menjadi istri seperti istri sibapak yang begitu mudahnya meninggalkan suami tercinta"(dalam hati).
sibapak: "Jadi selama 20 tahun ini saya bekerja, menyimpan uang, merelakan makan indomie dan nasi saja.. diirit-irit..uangnya dikirim ke jakarta, untuk istri, bangun rumah, sekolah anak, hasilnya Ini saja?? CUMA ini?
Aku:Betapa sakitnya hati bapak ini.. 20 tahun bekerja untuk anak istri, hanya tanpa kabar 2 tahun saja, tak sabar bagi istri untuk menunggu.. "Bapak udah nikah lagi?"
sibapak: "Saya tidak ingin menikah lagi, rasanya mungkin semua wanita seperti itu, ya begitu saja".. Alhamdulillah anak saya sudah besar-besar, tanggungan saya tinggal satu saja yang masih nyusun skripsi.."

Dari perjalanan ini sampai pulang aku memikirkan bahwa.. Suami seperti ini ni.. tak usah berfikir macam-macam untuk berpoligami, cukup bertanggung jawab saja dengan memberi nafkah pada keluarganya, membesarkan dan menyekolahkan anak-anaknya, dan apa saja yang sewajarnya dikerjakan oleh seorang suami, dan sebagai seorang yang terhormat seperti ayah. (Inget Bapak dirumah, yang entah dalam fikirannya mungkin ingin melakukan apa saja, tapi ikhlas dia singkirkan hanya untuk anak-anaknya.. Bapak.. Kau tau.. begitu banyak lelaki yang aku kagumi diluar sana, tapi tetap engkaulah yang mennempati tempat terhormat di rangking pertama.. #hiks..)

Cintanya pada keluarga entah telah terbayar oleh berapa peluh yang tak pernah mengeluh, entah berapa hitungan rindu yang tertahan sebanyak tatapannya menatap keluarga yang lain, yang berada jauh ditanah Saudi sana.. 20 tahun itu bukanlah waktu yang sebentar. bukan sekali. bukan keputusan yang mudah. sangat bukan. tapii.. 2 tahun ditinggalkan tanpa keluarga apakah si keluarga (Istri) hanya berlaku seperti itu, menunggu tanpa harapan sang suami kembali. menunggu dengan sederhana tanpa begitu ingin bertemu sang pujaan hati yang selama ini membiayai? apakah cintanya sesederhana itu? sekcil itu? semudah itu?.. (aku sebal sekali.. tidak tau apa, mencari suami itu sulit sekali, tidakkah kau ingin menjaganya hingga mati?). 

Dan bilapun mereka ia (sibapak) meninggal, tak adakah upaya mereka untuk meyakinkan bahwa dia (sibapak) masih baik-baik saja? Jasadnya mana? tidak cari? (banyak sekali pertanyaan dibenakku kali ini..)
2 tahun menikah dan sudah dikarunia anak itu berarti ia sudah menikah satu tahun sebelumnya,, bagaimana sibapak tidak marah dan sakit hati. Kau tau.. bahkan perihnya belum terobati, dan mungkin takkan pernah terobati,, memutuskan tak menikah lagi,, itu sangat tidak mudah teman. 

Ya Allah.. lapangkanlah dadanya, mudahkan urusannya, mudahkan pekerjaannya dan bahagiakan ia.. aamiin..

Dan kalian pada pria-pria dewasa diluar sana, banyak dari kalian memikirkan banyak istri (2 atau lebih) memang hal itu tidak dilarang dalam agama, sah-sah saja, tapi kau tau bahkan dalam agama (Al-Quran) pun sudah memperingati.. itu sulit sekali.. tidakkah kalian berfikir untuk menyayangi keluarga kalian.
Sudahlah.. bertanggungjawablah pada apa yang menjadi tanggunganmu, anak-anakmu dan istrimu. Bahagiakan saja istrimu, besarkan dan jaga anak-anakmu ajak mereka menuju syurga. itu sudah cukup menjadi tanggunganmu.. dan bila kau tulus melakukannya, bukankah balasannya juga syurga. 




 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar